Saturday, August 29, 2009

Ditengah ketidakyakinan

Sesaat ia merasa limbung.
Jasadnya berdiri tegak.
Namun alam pikirannya entah berada dimana.
Apa ini?
Apa ini?
Apa ini?
Berkali kali kata itu memenuhi rongga kepalanya.
Ia bahkan tidak yakin apakah hidup ini yang ia mau.
Ia bahkan tidak yakin apakah untaian harap yang ia pinta lima kali sehari akan membawanya pada titik terang.
Kamu boleh bilang ia tidak punya Tuhan.
Namun percayalah ia yakin Tuhan berada di tiap tarikan nafasnya.

Berkali kali ia coba menyusuri jalan setapak.
Mencari tau kemana kakinya melangkah.
Mencari akhir dari pertanyaan yang selama ini masih bercokol dikepalanya.
Berkali kali ia menemukan serpihan jawaban.
Berkali kali pula serpihan itu diporak porandakan.

Apa ini?
Apa ini?
Apa ini?
Apa?
Apa?
Kemana?
Mengapa?
Kenapa?
Kapan?
Siapa?
Bagaimana?
Kenapa?
Kenapa?
Kenapa?
Apaaaa?
Harus kemana?
Kemana?

Ia terlalu sibuk.
Mempertanyakan.
Menggoyahkan.
Menguatkan.
Menjatuhkan.
Kemudian sibuk berdiri kembali.

Ia lupa satu hal.

Bahwa waktu.
Akan terus berjalan.

Friday, August 28, 2009

Pesan singkat untuk doraemon

Dear doraemon..

Boleh ga aku pinjam pintu kemana sajanya.
Atau baling baling bambunya.
Atau kantongmu saja sekalian.
Nanti pasti aku kembalikan.
Janji. v(^_^)v

Friday, August 21, 2009

Happy Ramadhan

Aku selalu khawatir sekaligus riang gembira menyambut bulan ramadhan.

Khawatir ga bisa menyambut ramadhan taun depan. Khawatir ga bisa merayakan kemenangan bersama orang orang tersayang. Khawatir ini bulan ramadhan terakhirku. Aku percaya kematian bisa terjadi kapan saja. Pun disaat waktu yang tidak disangka sangka. Jika sedang ingat itu aku jadi teringat dosa dosaku lagi. Duh Gusti, mudah mudahan aku masih punya waktu untuk mengumpulkan bekalku untuk disana.

Namun disatu sisi, aku juga riang gembira menyambutnya. Bagaimana tidak, selalu ada Big Sale tiap bulan ramadhan. Siapa yang tidak suka big sale? Ada discount dosa up to 100%. Ada lailatul qadr door prize. Bahkan hingga cashback 'pahala' (buy one get another hundreds one for free). Tentu saja ada syarat dan ketentuan yang berlaku, salah satunya adalah saling memaafkan sebelum berpuasa.

Mudah mudahan ramadhan kali ini bukan hanya sekedar menahan lapar. Bukan hanya menahan haus dan dahaga. Bukan hanya menahan amarah. Tapi lebih daripada itu. Kita bisa jadi manusia yang lebih bersyukur dan naik tingkatannya di mata Sang Maha Besar.

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan.

Maaf ya kalo ada yang tidak berkenan dari blog ini juga dariku.

Semoga kita semua mencapai kemenangan.

Happy Fasting Temans ^_^

Thursday, August 20, 2009

Beri aku judul

Seperti biasa. Malam itu. Pukul 9 lewat beberapa menit. Aku memilih duduk ditempat biasa. Bangku kedua dari pintu. Sebelah kiri. Dekat dengan jendela.

Aku mengamati melalui kaca jendela yang terbuka. Pedagang rokok dan pengamen jalanan masih bersenda gurau. Tak lama pengamen itu masuk. Menghibur para penumpang berwajah lelah. Tak jarang aku ikut bersenandung dalam hati. Lumayan. Penat dikepala sedikit hilang mendengar petikan gitar.

Pukul 9 lewat 30 menit. Aku mulai meninggalkan terminal. Kondektur mulai menghampiri kami satu persatu. Metromini mulai jalan melambat mendekati stasiun Jatinegara. Tempat yang biasanya tertib berubah jadi pasar pada malam hari. Membuat aku yang ingin cepat pulang sedikit tertahan. Pedagang sepatu. Baju. HP. Aksesoris. Kacamata. Lapak digelar tak peduli sepi pembeli.

Pukul 9 lewat 45 menit. Dibawah by pass Jatinegara. Makhluk makhluk malam mulai bermunculan. Cantik. Tapi pucat. Anggun. Tapi hitam. Putih. Tapi kekar. Tampan. Tapi tua. Senyum. Tapi kosong. Ramai. Tapi sepi. Satu yang aku mengerti. Kita sama sama sedang bertahan hidup.

Muncul pertanyaan dibenak ku. Mereka hidup untuk bertahan? Atau bertahan untuk hidup? Ah apa pula peduliku. Yang pasti aku masih ingin hidup esok hari.

Pukul 10 tepat. Aku masih mengamati melalui jendela. Kini jalanan mulai sepi. Kulihat orang disebelahku sudah terkantuk kantuk. Kepalanya hampir menyentuh bahuku. Cantik. Tapi kantung mata tak bisa menyembunyikan lelahnya. Aku melihat sesuatu menyembul dari balik tasnya. Apa itu?

Aku menengok kekiri. Jalanan masih lengang. Malam tetap anggun dimataku meski sepi. Menengok ke kanan. Gadis cantik itu masih tertidur. Kursi di belakang sudah kosong. Penumpang yang lain juga sudah turun. Hanya tinggal beberapa. Termasuk aku dan gadis cantik disampingku.

Pikiranku kembali mengawang. Banyak pertanyaan berkelebat dibenakku. Masih bisakah aku menumpang metromini ini besok malam? Atau ini malam terakirku? Aku tak sabar ingin pulang. Tapi pulang kemana? Pulang pada siapa?

Ah, sebentar lagi aku turun. Kukeluarkan secarik kertas dari tasku. Lalu mulai menulis ditengah guncangan bis yang semakin brutal. Selesai. Kuselipkan kertas itu didalam tasnya. Tanganku gemetar. Tapi aku tak punya pilihan. Aku harus bertahan.

"Maaf mba, saya mau turun"
"Oh iya, sebentar"

Pukul 10 lewat 30 menit. Aku menjejakkan kaki ditanah. Masih basah. Bekas hujan semalam. Aku membersihkan nisan yang tertutup percikan tanah merah. Lirih aku berbisik.

"Maaf aku baru pulang, Ma."


Epilog:
Gadis cantik itu turun di halte terakhir. Kantuk masih melanda kepalanya. Dia segera menaiki angkot menuju rumahnya. Tubuhnya baru saja terduduk. Tangannya bergerak mengambil uang di dalam tas. Dan dia menemukan kertas itu.
maaf mba, saya pinjam uang mba. saya butuh uang untuk bertahan hidup. nanti saya kembalikan begitu saya punya pekerjaan yang layak. mohon maaf lahir batin ya mba.
"Sial! Gw kecopetan!"

Gadis itu merutuk dalam hati. Dia segera turun sebelum angkot itu jalan.

"Bang, ojeg!"

Monday, August 17, 2009

Merdekaaaa..

Teriakan MERDEKA! terdengar dimana mana. Segerombol manusia bahkan terlihat mengenakan pakaian merah putih menyerukan nafas nasionalisme ditengah hiruk pikuk kota jakarta. Gerakan gerakan yang tadinya hanya segelintir orang yang tau kini menjadi gerakan yang ramai dibicarakan orang.

Semua orang ikut berpartisipasi menyerukan semangat kemerdekaan. Artis. Blogger. Remaja. Mahasiswa. Penyanyi. Murid SMA. Pegawai swasta. Pegawai negeri. Apapun pangkat dan kedudukannya ingin menunjukkan pada dunia kalau mereka ADA dan BANGGA menjadi warga negara indonesia.

Tapi lalu timbul beberapa pertanyaan dibenak gw. Apakah jika terorisme tidak ada maka semangat ini juga tidak akan muncul kepermukaan? Apakah ini hanya euforia semata ataukah benar ini semangat nasionalisme yang sejak lama telah membara? Apakah ini akan berlangsung sepanjang hayat atau selama bulan agustus saja?

Mungkin gw terdengar skeptis. Sebutlah begitu. Tapi dibalik sikap skeptis gw, gw percaya, semua niat baik maka hasilnya akan baik pula. Termasuk apa yang telah digagaskan untuk menyatukan kita semua.

MERDEKAAA!!

Tuesday, August 11, 2009

Mending mana?

Gw baru aja nyampe rumah, abis nganterin adek gw ke dokter gigi. Lalu emak gw menyambut dengan gegap gempita di depan pintu dengan membawa sepiring nasi ditangan.

Mamah: gimana? Uda dicabut?
Gw: baru yang satu, yang satu lagi belom, c neneknya takut dicabut.
Mamah: trus yang sakit dicabut ga?
Gw: *nyerahin kuitansi pembayaran dokter (doang) ke emak gw*
Mamah: ha? Cuma cabut satu gigi doang 150 rebuuu?
Gw: kuliah buat jadi dokter mahal mamahkuuuww sayanggg

Gw lalu menuju kamar sambil bernyanyi riang, "dari pada sakit hati lebih baik sakitt gigiiii iniiii.. na na na na naaaa"

Ah sapa bilang sakit gigi lebih enak daripada sakit hati?

Sakit hati bisa cari pacar baru lagi ato have fun sama temen temen, ilang deh sakitnya. Lah sakit gigi? Makan kaga enak. Gusi senut senut. Pala nyut nyutan. Perut keroncongan. Denger yang berisik dikit bawaannya pengen ngelempar golok. Bagian mana enaknya coba?

Kalo bisa sih ga dua duanya yah. Tapi kalo suruh milih, gw c mendingan sakit hati daripada sakit gigi deh. Ampuunn dijeee.

Setuju ga?

Monday, August 10, 2009

FAQ

Q: lagi sibuk apa, chie?
A: ha? Sibuk nyapu, ngepel, nguras kamar mandi, masak, nyetrika, sibuk belajar jadi ibu rumah tangga, hahahahaha *koprol*

Q: kemana aja? ko jarang online?
A: haa? Adaa koo dirumaahhh, dateng aja sinih.. Iyahh, sayah memang uda jarang onlen, hampir ga pernah malahhh.. *nyengirlebar*

Q: uda kerja?
A: kerja y? Rrrr.. Kerja serabutan c udahh.. Bukan bukan, bukan serabutan c, tapi sayah masi freelance ajah *senyummanissekali*

Q: waahh, dimana dimana? sebagai apa?
A: di *bippppp* (sensored), kerjaannya betapa dalem goa, hahahahaha *batukbatuk*

Q: terus terus uda apply kemana aja?
A: beuhh, apply c banyakk, ampek lupa sayah.. Hahahahaha.. *nahanpipis*

Q: oo.. Begonoo.. Laluu lalu pacarnya sapa sekarang?
A: hahahahaha, sampeyan mau jadi pacar sayah? Sayah masi available looohh *kedipkedip*

Q: kalo situh kurusan dikittt sayah mau deh jadi pacar situh, kapan kira kira kurusnya?
A: huahahahaha, sampeyan lucu banget siyhhh *lemparpacul*

*sigh*

Sunday, August 2, 2009

Bicara dalam diam

Pernahkah aku bilang?
Aku bahagia bersamamu.
Berada disampingmu.
Berteduh dibawah bayanganmu.

Pernahkah aku bilang?
Aku tidak ingin apapun darimu.
Tidak baju baru.
Ataupun pita biru.
Hanya pahami aku.

Pernahkah aku bilang?
Jangan pernah hiraukan marahku.
Jangan pernah hiraukan egoku.

Pernahkah aku bilang?
Aku tidak pandai merayu.
Hanya bisa mengancammu.
Berharap dengan begitu kamu akan tetap berada disampingku.

Pernahkah aku bilang?
Kamu.
Untuk tidak tinggalkan aku.