Thursday, November 18, 2010

Jurusan saya itu..

"Dulu sih bukannya masuk akuntansi, malah ga mau"
Mamah saya ngomong gitu beberapa hari lalu. Jadi si mamah ngebet banget pengen saya daftar di salah satu institusi pemerintah tempat dia kerja. Udah saya jelasin kalo jurusan saya ga ada disitu. Dia masih kekeh sumekeh minta saya daftar. "Daftar apaan kek gitu", gitu katanya.

Dan di akhir pembicaraan dia sewot sendiri gara-gara jurusan saya, yang kata orang ga famous ituh (padahal lo aja yang kaga gaul, cong! makanya kaga tau), ga ada dalem daftar. Saya sih hepi-hepi aja jurusan saya ga ada. 

Profesi kan bukan hanya sebatas pegawai negeri sipil aja. Pada akhirnya semua punya jalannya masing-masing. Tergantung sekuat apa kita mau berusaha dan berdoa. Kalopun pada akhirnya ga berjalan seperti yang saya pengenin, itu bukan akhir segalanya.

Begitu bukan?

Monday, November 15, 2010

Air Mata

Dia menangis dalam pelukan sahabatnya. Bahunya naik turun menandakan kesedihan yang teramat dalam. Di depannya terbaring jasad seorang laki-laki. Bukan lelakinya. Bukan juga Ayahnya. Dia, yang terbaring membisu. Adalah Ayah temannya.

"Kenapa kamu? Inget Ayah ya?"

Bahunya hanya semakin keras berguncang ketika sahabatnya bertanya. Tangisan itu sudah menjadi jawaban atas semua pertanyaan. Dia tahu. Tidak seharusnya dia menangis. Tapi ingatan akan Ayahnya begitu lekat dalam kepala. Bukan kepergiannya yang dia tangisi. Tetapi ketidakhadiran disaat terakhir yang tak mungkin terulang kembali.

***

Menangis. Sebuah kata yang terdengar begitu perempuan. Air mata itu milik perempuan, begitu menurut kaum Adam. Sepertinya menangis itu sebuah perilaku yang begitu hina. 

Tak ada yang salah dengan menangis. Menangis itu fitrah. Menandakan bahwa saya hidup. Punya perasaan. Menangis itu terapi. Bagi saya yang sulit menjelaskan dengan kata-kata. Menangis itu obat. Bagi saya yang terkadang gila. Menangis itu tanda bahwa saya lemah dan siap berdiri untuk menjadi lebih kuat. Menangis itu sebuah kisah. Dan air mata merupakan kata-kata ketika kisah tidak bisa terkatakan melalui ucapan.

Wednesday, November 10, 2010

Diet kresek, yuk!


Diantara gegap gempita Obama, letusan gunung merapi, wasior, dan mentawai yang belakangan terjadi di Indonesia, saya cuma mau ngingetin buat diri saya sendiri supaya ga lagi-lagi ngerusak apa yang sudah Dia kasih buat saya. Bumi yang indah. Sahabat alam yang sungguh ramah. Terkadang mereka juga bisa berontak kalo ga saya sayang-sayang.

Dan katanya orang Indonesia itu lebih seneng ditakut-takutin daripada diajak ke jalan yang lurus. Jadi ceritanya saya cuma mau nakut-nakutin dengan pideo di atas. Mungkin yang uda biasa make plastik untuk kepentingan sepuluh menit, kaya saya, agak susah buat ngilangin kebiasaan itu. Karena saya sadar dampaknya ga langsung ngena ke saya. Tapi mbok ya ga da kata terlambat kan yah untuk memulai.


***
Kalo mau baca lengkap kenapa-kenapanya tentang kantong kresek ini bisa diliat disini. Atau yang mau tau gimana caranya hidup bersahabat dengan lingkungan bisa cek Facebook Greeneration Indonesia. Atau yang mau nerapin tips-tips ramah lingkungan follow aja @greenerationid. Atau langsung aja masup ke webnya Greeneration Indonesia biar tambah asoy.

Eya, kalo untuk mendapatkan kantong belanjaan kresek di minimart atau supermart ituh kalian harus mengeluarkan sejumlah uang, mau tetep beli kreseknya ga???