Perjalanan Wheel Story 2 di Baliem Valley - Wamena |
Mario menyebut dirinya adventurer. Atau kalau saya menyebutnya social traveler. Asal ih. Biarin ah, biar anti mainstream. Kenapa saya bilang gitu? Karena dalam perjalanannya, dia ga hanya sekedar "jalan-jalan", namun juga punya misi sosial.
Saya kenal Mario, baru sih, sekitar pertengahan 2013 lalu. Awal kenal Mario memang karena pekerjaan. Namanya cukup asing ditelinga. Maklum saya bukan penggemar otomotif ataupun penggemar olahraga pria. *dadah dadah sama Mario*
Jadi, salah satu brand yang saya pegang akun sosial medianya ingin mensupport perjalanan Mario yang berlabel Wheel Story. Mario ini cukup apik, rapih, serta terkonsep dalam merencanakan Wheel Story menurut saya. Dan yang supernya lagi, dia tau bagaimana cara mewujudkan Wheel Story. In every inch of step loh ya. Hal yang patut dicontoh dan masih sulit saya praktekkan. Haha. *curhat colongan*
Mario yang hobi berpetualang dan fotografi ini dahulu bekerja sebagai tour guide di salah satu hotel di Bali. Semusim liburan, dia senang traveling dan menjadi volunteer dibeberapa NGO yang bergerak dibidang pendidikan dan perlindungan anak. Namun menjelang Wheel Story sesi kedua di 2014, dia memutuskan untuk resign dari pekerjaan dan memanjangkan kaki serta tangannya untuk menggapai mimpi yang lebih besar.
Mewujudkan hobi dan passion sekaligus terdengar sangat menyenangkan ya? Tapi, hey, selalu ada ke(tidak)senangan di tengah kesenangan. Jangan kamu kira semuanya bakal baik-baik aja. Karena belum tentu kamu dan saya bisa sebegitu gigihnya untuk mewujudkan passion seperti Mario. Mengetuk satu persatu pintu rumah orang dan berharap mereka mau membantu merealisasikan angan-angan, kedengerannya aja sulit dilakukan.
Tapi bukti bahwa Dia akan merubah nasib seseorang yang juga berusaha, ya salah satunya Mario ini. Usaha Mario pun berbuah manis dan cantik. Perjalanan Wheel Story sesi pertama, Mario berhasil mengeksplore keindahan dari 7 negara di ASEAN dan melakukan amal di Kamboja. Menempuh jarak 20.000 km selama 105 hari, start dari Kuta-Bali dan finish di Kuta-Bali juga. Menggunakan motor. Sendirian.
Masa iya ada orang jalan-jalan sendirian ke luar negeri naek motor? Iseng bener!
Ya ada, Mario itu orangnya. Saya aja pengen ga percaya, takut musyrik, tapi ya manusianya ada di hadapan saya. Terpampang nyata kalo kata Syahrini mah.
Perjalanan Wheel Story 2, mengusung tema “breathtaking, educational & inspiring” dimulai pada 1 Juli 2014 lalu. Mengambil garis start di kota Makassar, Mario kerap disuguhkan pada pemandangan yang tak pernah dilihat sebelumnya. Kondisi desa yang kekurangan air, anak-anak yang harus menempuh jarak lebih dari 5 km untuk dapat bersekolah, akses pendidikan yang masih sangat minim menjadi cerita yang semakin menguatkan tekadnya untuk terus melakukan aksi sosial sepanjang hidupnya.
Saya ga perlu cerita detail perjalanannya deh ya, panjang. Kamu bisa baca langsung di websitenya www.wheelstory.org atau nyapa langsung via fanpage Wheel Story, twitter @wheel_story, atau instagram @wheel_story.
Ga sampai disitu aja, Mario masih ingin melanjutkan Wheel Story hingga 2020. Dan berada di titik 2020 bukan suatu akhir. Mario masih punya segudang rencana, diantaranya mengikuti international racing dan menulis buku perjalanan Wheel Story.
Jika aja semua anak-anak Indonesia punya kegigihan yang sama dengan Mario untuk mewujudkan mimpi. Bisa bayangkan ga seperti apa jadinya Indonesia dimasa depan?