Monday, June 1, 2015

Pertemanan

"Kenapa masih lo temenin kalo lo tau dia jahat?", seorang teman bertanya pada saya.
"Hmm.. Kenapa ya?", saya bingung cari jawaban sambil garuk-garuk kepala yang ga gatel.
"Karena dia ga pernah jahat di depan gue", jawab saya setelah mikir lama.
"Jelek-jelekin lo di belakang itu bukan jahat namanya?", teman saya ga terima.
"Yaaa kan jelekinnya bukan di depan gue", jawab saya cepat.

***

Pernah punya temen yang nyebelin parah?
Dan secara ga sadar mungkin kamu rugi banyak.
Bukan rugi secara materi sih, lebih ke rugi waktu, tenaga, dan perasaan. #eeeaaakkk

Tapi karena males ribet, ya anggep aja amal.

Sunday, May 10, 2015

29

Kebijaksanaan sesungguhnya datang dari kayanya pengalaman hidup
Bukan dari rentang usia yang banyak

Friday, May 8, 2015

Note To My Self

Otak pintar. Ide cemerlang. Rasanya semua jadi ga penting ketika seseorang memiliki low attitude. Ga perlu kelakuan setingkat mahadewa deh. At least, kamu menggunakan seluruh panca indera yang kamu punya untuk melakukan sesuatu yang baik.

Emang ga ada manusia yang sempurna sih. Who am i to judge. Tapi meskipun kamu ga sempurna, make sure kalo kelakuan kamu ga nyusahin orang lain. Apalagi sampai merugikan.

Wednesday, March 25, 2015

6 Jenis Teman Makan Siang

Pada sebuah makan siang, apa yang biasanya paling kamu nanti? Makanan enak? Tempat yang nyaman untuk menyandarkan punggung? Perut kenyang? Atau teman bicara yang menyenangkan?

Yes, adanya teman bicara seringkali jadi faktor utama kenapa kamu menantikan makan siang. Dengan adanya teman bicara, kamu bisa mengalihkan pikiran sejenak dari kemumetan pekerjaan hari itu. Hasil daripada observasi asal-asalan saya selama makan siang, saya mengklasifikasikan beberapa teman yang sekiranya bisa kamu temukan juga selama makan siang. :D

1. Teman Apa Adanya
Teman model gini biasanya niatnya lurus. Keluar makan siang emang beneran mau makan. Ga da modus apapun. Ciri-ciri teman apa adanya, begitu makan siang tersaji langsung khusuk ama makanan. Pandangan mata ga berpaling dari piring, bahkan hingga butir nasi terakhir. Duileee, serius amat kayak mo nikah besok!

2. Teman Tapi Mesra
Teman yang satu ini, begitu pantat nempel dikursi langsung mesra sama gadget. Ibarat pacaran baru sebulan dua bulan, masih posesip ga mau lepas. Begitu makanan dateng lebih posesip lagi ama gadgetnya, poto sini poto sana. Bukannya berdoa dulu malah poto-poto. Ga jarang temen makan siang malah dianggurin. *lah jadi curhat*

3. Teman Pak Tarno
Tau Pak Tarno, kan? Bapak yang terkenal dengan "Pok-pok-pok jadi apa sekarang?". Teman model Pak Tarno ini nanyaaa mulu kerjaannya, "Pok-pok-pok jadi dia gimana sekarang?". Kepo maksimal. Pengen tau aja apdetan seantero jagad raya. Curiganya pergi makan siang cuma kamuflase untuk dapetin bahan gosipan. *suudzon parah*

4. Teman Tanpa Beban
Teman yang kayak begini, kalo makan siang suka bahas hal-hal yang berat. Ga lebih berat dari berat badan saya sih, tapi tetep bikin jidat mengkerut. Seolah ga punya beban hidup, sambil meretelin paha ayam dengan entengnya nanya, "Menurut lo gimana caranya growth bisa terus bertumbuh kalo semua budget promosi harus dipangkas?". Ya lo pikir aja sendiri nyet! Lagi makan siang keleus!

5. Teman Curcol
Nah yang ini kebalikannya teman Pak Tarno. Kalo teman Pak Tarno kepo maksimal, justru teman yang satu ini seneng banget sale info tanpa perlu diminta. Dikit-dikit curhat. Jurus pamungkasnya adalah "tapi lo jangan kasih tau siapa-siapa ya", padahal bisa jadi kamu adalah orang terakhir yang tahu info tersebut.

6. Teman Konsultasi
Kalo deket-deket sama teman yang ini semua masalah pasti (kerasa) beres. Bukan dia bukan tukang ledeng, melainkan konsultan cabutan. Kalo curhat apapun sama dia, yang ada kamu akan diberikan wisdom-wisdom biar otak kamu tetep lurus di jalan-Nya, jalan yang Engkau ridhoi. Sungguh sangat positip ting-ting.

Nah, segitu dulu sahabat dan handai taulan semua.
Mungkin ada yang mau nambahin? :D

Just Saying

Sometimes it's easy for you to say that "you supposed to be like this, you supposed to be like that" when you're not on her or his shoes. People have their reasons to decide something. Inspite of all, you just have to stand on your feet now and make a new hope.

Thursday, January 22, 2015

:)

Don't be sad,
Because you're saying goodbye.
You should be happy,
Because you have memories,
With them that you'll cherish,
Forever.

Tuesday, January 6, 2015

23:58

Seratus dua puluh detik menuju pukul dua belas dini hari.

Apa yang kamu lakukan di tengah malam butut gini? Baru pulang? Baca novel? Whatsapp-an? Guling-guling teu puguh? Atau nulis blog kaya saya?

Apapun yang kamu lakukan, pada akhirnya kita menuju hal yang sama. Menuju pagi.

Kapan terakhir kali kamu melepas rindu pada matahari pagi, yang muncul tepat setelah malam menyerahkan diri?

Saya sekitar 8 bulan lalu. Matahari pagi yang sengaja saya tunggu di tengah pertambahan usia.

Warnanya keemasan. Cantik. Pagi di Punthuk Setumbu.




Saturday, January 3, 2015

Afternoon Quote

Anyone who says sunshine brings happiness,
Has never danced in the pouring rain.

Thursday, January 1, 2015

2015

Happy new year, anyway.
How's life?
"Never been good than today", selalu itu yang saya katakan jika bertemu kawan lama dan bertanya bagaimana hidup saya sejauh ini.
Pertanyaan basa-basi. Dan jawaban yang cukup optimis, menurut saya. Biasanya pertanyaan awal tadi akan dibarengi dengan pertanyaan lainnya seperti,
"Lalu gimana pekerjaan?"
"Pertemanan?
"Keluarga?"
"Kesehatan?"
"Percintaan?"
Dan di akhir percakapan tanpa sadar mereka sibuk membandingkan. Membandingkan waktu yang sudah mereka lewati, dengan waktu di tahun sebelumnya. Membandingkan waktu mereka dengan waktu teman lain, yang sepintas lalu mereka lihat di linimasa.

Kemudian dengan kesadaran penuh, kamu mulai terpengaruh membandingkan waktumu dengan mereka.
Waktu mereka sudah menduduki satu posisi penting, sementara kamu masih bergumul dengan rekan kerja yang sama.
Waktu mereka mulai melanjutkan kuliah S2 ke luar negeri, sementara kamu masih disibukkan dengan laporan bulanan.
Waktu mereka bisa bepergian ke tempat-tempat eksotis melihat hingar bingar dunia, sementara kamu masih terjebak disini dengan rutinitas yang sama setiap hari.
Waktu mereka sibuk menenangkan rengekan wajah malaikat di rumah yang meminta mainan, sementara kamu sibuk di depan mereka menghabiskan jatah makan siang.
Waktu mereka sudah menempati rumah impian dan memiliki kendaraan untuk berlindung dari panas ibu kota, sementara kamu bangun tiap dini hari demi mengejar kereta pagi.
Waktu mereka merasa "seperti inilah kehidupan", sementara kamu merasa "kok gini amat kehidupan".
Waktu yang seolah-olah bergerak maju melewati kamu.

Dua puluh empat jam yang sudah tidak lagi cukup.

Waktu yang sebenarnya ga pernah kemana-mana.

Hanya kamu yang mungkin terlalu malu untuk mengaku.

Bahwa kamu sudah berada pada batas mampu.

Dan lupa menghitung apa-apa yang kamu perlu, lantas berbaik hati Dia beri untuk kamu.

---

Tahun ini mungkin waktu yang tepat. Untuk saya mengendapkan kekhawatiran. Berhenti membandingkan. Menaikkan harapan, atas apa yang sudah saya lakukan setahun lalu. Meninggalkan banyak kebaikan untuk dikenang. Serta menjadi pribadi yang mempunyai hidup lebih panjang dari umur saya nanti.

Jika segala sesuatunya adalah ketidakpastian. Maka apapun berarti mungkin.

Setuju?