Thursday, January 22, 2015

:)

Don't be sad,
Because you're saying goodbye.
You should be happy,
Because you have memories,
With them that you'll cherish,
Forever.

Tuesday, January 6, 2015

23:58

Seratus dua puluh detik menuju pukul dua belas dini hari.

Apa yang kamu lakukan di tengah malam butut gini? Baru pulang? Baca novel? Whatsapp-an? Guling-guling teu puguh? Atau nulis blog kaya saya?

Apapun yang kamu lakukan, pada akhirnya kita menuju hal yang sama. Menuju pagi.

Kapan terakhir kali kamu melepas rindu pada matahari pagi, yang muncul tepat setelah malam menyerahkan diri?

Saya sekitar 8 bulan lalu. Matahari pagi yang sengaja saya tunggu di tengah pertambahan usia.

Warnanya keemasan. Cantik. Pagi di Punthuk Setumbu.




Saturday, January 3, 2015

Afternoon Quote

Anyone who says sunshine brings happiness,
Has never danced in the pouring rain.

Thursday, January 1, 2015

2015

Happy new year, anyway.
How's life?
"Never been good than today", selalu itu yang saya katakan jika bertemu kawan lama dan bertanya bagaimana hidup saya sejauh ini.
Pertanyaan basa-basi. Dan jawaban yang cukup optimis, menurut saya. Biasanya pertanyaan awal tadi akan dibarengi dengan pertanyaan lainnya seperti,
"Lalu gimana pekerjaan?"
"Pertemanan?
"Keluarga?"
"Kesehatan?"
"Percintaan?"
Dan di akhir percakapan tanpa sadar mereka sibuk membandingkan. Membandingkan waktu yang sudah mereka lewati, dengan waktu di tahun sebelumnya. Membandingkan waktu mereka dengan waktu teman lain, yang sepintas lalu mereka lihat di linimasa.

Kemudian dengan kesadaran penuh, kamu mulai terpengaruh membandingkan waktumu dengan mereka.
Waktu mereka sudah menduduki satu posisi penting, sementara kamu masih bergumul dengan rekan kerja yang sama.
Waktu mereka mulai melanjutkan kuliah S2 ke luar negeri, sementara kamu masih disibukkan dengan laporan bulanan.
Waktu mereka bisa bepergian ke tempat-tempat eksotis melihat hingar bingar dunia, sementara kamu masih terjebak disini dengan rutinitas yang sama setiap hari.
Waktu mereka sibuk menenangkan rengekan wajah malaikat di rumah yang meminta mainan, sementara kamu sibuk di depan mereka menghabiskan jatah makan siang.
Waktu mereka sudah menempati rumah impian dan memiliki kendaraan untuk berlindung dari panas ibu kota, sementara kamu bangun tiap dini hari demi mengejar kereta pagi.
Waktu mereka merasa "seperti inilah kehidupan", sementara kamu merasa "kok gini amat kehidupan".
Waktu yang seolah-olah bergerak maju melewati kamu.

Dua puluh empat jam yang sudah tidak lagi cukup.

Waktu yang sebenarnya ga pernah kemana-mana.

Hanya kamu yang mungkin terlalu malu untuk mengaku.

Bahwa kamu sudah berada pada batas mampu.

Dan lupa menghitung apa-apa yang kamu perlu, lantas berbaik hati Dia beri untuk kamu.

---

Tahun ini mungkin waktu yang tepat. Untuk saya mengendapkan kekhawatiran. Berhenti membandingkan. Menaikkan harapan, atas apa yang sudah saya lakukan setahun lalu. Meninggalkan banyak kebaikan untuk dikenang. Serta menjadi pribadi yang mempunyai hidup lebih panjang dari umur saya nanti.

Jika segala sesuatunya adalah ketidakpastian. Maka apapun berarti mungkin.

Setuju?