Monday, May 28, 2018

You're Not Superman, Just A (Hu)man

"Aku putus asa"
"Kenapa?"
"Putus asa mikirin hidup"
"Hidup jangan dipikirin, dijalanin"
"Kalau ga pakai mikir, aku mirip zombie"
"Ga semua hal harus kamu pikirin secara bersamaan, pilah mana yang harus kamu pikirkan dan selesaikan duluan. You're not superman, just a man."
"Kamu bijak banget, kaya psikolog aku"
"Am i? Aku cuma mengingatkan diriku sendiri"

-- dalam sebuah ruang chat, man to woman.

Tuesday, January 23, 2018

Hai, Achie, Terima Kasih!

Postingan pertama di 2018.

Umm apa ya.

Menjelang tahun 2017 lalu saya pernah nulis ini. Jadi pertanyaannya adalah sudah lebih banyak memberi di 2017 kemarin, chie?

Katanya kalau tangan kanan memberi kan tangan kiri ga perlu tau ya, jadi biar saya aja yang tau. Hehe.

Saya sih ngerasa 2017 kemarin cepat banget berlalu ya, buka-buka foto di gallery smartphone selama 2017 terus cuma bilang dalem hati "oh iya ini foto waktu lagi disana, oh iya ini foto waktu lagi sama si anu, oh iya ini foto waktu momen itu". Terus ga kerasa uda tahun baru aja.

Ngomongin soal tahun baru, beberapa waktu lalu saya membaca postingan seseorang di instagram. Mengenai berterimakasih pada diri sendiri. Setelah membaca dan menelaah ternyata benar juga ya. Kita kadang lebih sering berterimakasih pada Tuhan, teman, orang terdekat, keluarga, bahkan pada orang yang ga dikenal, namun lupa berterimakasih pada diri sendiri.

Mumpung masih nuansa tahun baru, postingan kali ini saya tujukan untuk diri sendiri sebagai hadiah tahun baru.

***

Hai, chie..

Terima kasih ya.

You live a good life.

Kamu pasti ga pernah nyangka akan ada dititik ini, saat ini, kini. Being a happiest person adalah mimpimu sejak kecil kan. Apapun keadaannya. Inget ga? Iya, mimpimu sesederhana itu. Meskipun menjalaninya ga sesederhana itu, but you did it.

Banyak hal yang sudah kamu lalui sampai dengan saat ini.

Ga sadarkan diri cukup lama karena kecelakaan. Kehilangan orang tua dan kakak secara bersamaan. Mengalah untuk ga kuliah di salah satu PTN di Bandung karena kondisi yang ga memungkinkan. Bahkan ada aja orang yang mengatakan menyukaimu di depan, lalu menusukmu dari belakang. Entah itu dulu, atau sekarang. Abaikan. Ikhlaskan. Itu yang semestinya kamu lakukan.

Kamu yang dulu, pernah juga belajar membenci seseorang. Menyumpahi dalam hati. Tanpa henti. Mendoakan agar ga hanya kamu yang tersakiti. Namun karena itu juga, kamu belajar melepaskan. Memaafkan diri, sebelum memaafkan seseorang.

Semakin bertambah usia, semakin banyak ego yang harus kamu redakan. Berjuta sabar yang harus kamu tebar. Dan upaya seratus persen pada apa-apa yang kamu kerjakan.

Terima kasih ya, chie.
Karena kamu sudah dan masih terus bertahan. Menyingkirkan pikiran ingin menghilang. Menyudahi rasa ingin berpulang. Bertanggung jawab pada hidup yang telah kamu mulai.

Terima kasih ya, chie.
Karena sudah membiarkan dirimu ga larut dengan kesendirian. Bersedia membagi beban. Dan berpegang pada apa-apa yang kamu percayakan.

Terima kasih ya, chie.
Karena sudah mengerahkan segala upaya untuk terus menopang mimpi dan hidupmu. Percaya pada kemampuanmu. Memacu langkah lebih dari apa yang dirimu dan orang lain kira. Meskipun tertatih.

Terima kasih ya, chie.
Karena sudah membiarkan dirimu ga tenggelam dalam kebencian. Berani memaafkan. Meskipun kadang sulit, ternyata kamu mampu kan.

Terima kasih ya, chie.
Karena sudah tumbuh perkasa. Menjalani hidup dengan baik. Dan berbahagia hingga nanti saatnya tiba.

Kalau kamu, sudah berterimakasih pada dirimu?