Berada dalam suatu forum, kamu pasti pernah memperhatikan tingkah laku gerak gerik orang lain kan? Terutama ketika mereka sedang bertanya atau mengutarakan pendapat. Lalu berdasarkan itu dengan mudahnya kamu akan menilai kepribadian mereka, "Ih pertanyaan si anu ga penting banget deh, cari muka!" atau "Yaelah ni orang ga update amat, seantero negeri uda tau kali isu yang itu". Padahal mungkin aja apa yang mereka kemukakan murni karena ketidaktahuan atau justru ingin menggali informasi secara lebih mendalam.
Yes, semudah itu. Eh kayanya saya pernah bahas ini juga deh, seberapa mudah kamu menilai seseorang hanya dari rekam jejaknya di media sosial. Gapapalah ya saya bahas lagi. Kali ini mau ngomongin tipe-tipe orang diliat dari aktivitas akun media sosialnya. Jieeee. Berasa kaya orang bener nulis ginian. Haha.
Setiap pemilik akun media sosial pasti punya ciri tertentu. Ada yang hobi update status. Ada juga yang punya kecenderungan oversharing padahal hari-harinya pendiam. Disisi lain ada juga yang akunnya kurang aktif atau malah ga punya akun sama sekali atau punya akun cuma buat stalkingin orang lain. Haha. *kabur diem-diem*
Mungkin ga sih usia menentukan seseorang tertarik atau ga nya pada media sosial?
Info dari majalah yang saya pernah baca, menurut salah seorang psikologi, usia turut menentukan. Saat remaja biasanya seseorang cenderung mencari teman dan komunitas sebanyak-banyaknya. Tapi semakin dewasa seseorang, jaringan pertemanannya menjadi sempit karena keterbatasan waktu. Ujung-ujungnya ya kalaupun mereka punya media sosial, udah pasti ga keurus, jadi pasif gitu.
Bagi mereka yang pasif di media sosial, kadang ga masalah cuma punya sedikit teman yang penting berkualitas. Dan biasanya mereka juga lebih memilih untuk bicara langsung ketimbang bicara melalui media sosial jika ada yang ingin disampaikan. Basicnya sih mereka ga doyan sharing, jadi walaupun punya media sosial timelinenya pasti miskin postingan. *ngaca*
Lain lagi sama mereka yang rajin posting. Dikit-dikit check in lokasi, posting foto, atau sekedar menyampaikan ide. Kesannya haus perhatian. Iishh, tapi mereka ga salah juga kali. Sah-sah aja kalo mereka hobi curhat atau pajang foto selfie. Udah jadi kebutuhan dasar manusia kan kalo selalu ingin diperhatikan. Lagipula bikin media sosial buat apa coba? Ya buat diliat dan dihargai orang lain dong. Justru interaksi ini yang buat media sosial jadi keliatan menarik. Kalo mau diem-dieman ajamah masuk kamar tutup pintu, ga usah bikin media sosial *merenung dipojokan*.
Saya ga boleh mencap mereka yang aktif bermedia sosial haus akan perhatian juga kan. Beberapa orang mungkin memang harus aktif di media sosial untuk mendukung karir mereka. Kalo kamu ga suka ya tinggal di unlike, unfollow atau unshare aja.
Selain yang saya ceritain di atas, ada beberapa karakter pengguna media sosial lainnya. Seperti yang saya baca dari sebuah majalah dan disadur dari Telegraph, University of Winchester Inggris. Nih saya tulisin buat kamu dengan bahasa saya yang ala kadarnya. Abis dibaca, tulis dikomen kamu masuk tipe yang mana yah. *berasa ada yang baca*
The Ultras
Mereka ini biasanya bisa ngecek timeline puluhan kali dalam sehari. Bukan cuma ngecek, tapi juga puluhan kali curhat atau posting foto. Buat mereka media sosial itu tempat untuk menunjukkan eksistensi. Tapi bisa jadi seseorang yang cerewet di media sosial padahal pendiam di dunia nyata, menunjukkan dirinya merasa terkekang dengan kondisi saat ini. *puk-puk*
The Dippers
Mereka ini punya akun media sosial tapi jaraaang banget ngakses. Ngakses itu apa ya? Hmm jarang buka gitu. Bahkan update postingan aja bisa sebulan sekali. Buat mereka, sharing sebaiknya dilakukan pada orang terdekat.
The Lurkers
Mereka ini ga pernah mengutarakan pendapatnya sendiri di media sosial. Jadi cuma nyimak kicauan orang lain. Kekecewaan atau kesenangannya terhadap sesuatu biasanya disampein lewat tanda like, favorit, atau love-love dipostingan orang lain. Mereka cenderung cari aman karena ga mau pendapatnya nyinggung banyak orang.
The Informers
Mereka ini sebisa mungkin jadi orang yang pertama yang nyebarin suatu informasi. Tujuannya ya nambahin followers, fans, atau friends. Ini menunjukkan kalo mereka ingin dianggap sebagai seseorang yang peduli terhadap lingkungan sekitar.
The Peacocks
Mereka ini haus perhatian dan popularitas. Mereka menganggap fans, followers, dan friends adalah se-ga-la-nya. Catet. Meski bukan artis ternama atau orang penting di jagad raya ini mereka selalu minta folback dari orang lain yang jadi temennya. "Minta folbeknya eaaa kakak!'", mungkin gitu cara mereka mendekati targetnya.
The Ranters
Mereka ini selalu sharing opini yang relevan dengan kasus tertentu. Mereka biasanya udah malang melintang guling-guling di media sosial sehingga bisa bedain mana yang sebaiknya di sharing atau ga.
The Ghosts
Mereka ini anonim. Iya, ga menggunakan identitas asli sebagai nama akunnya sehingga bebas-bebas aja mau ngasih pendapat, terutama opini negatif ya. Kok kaya pengecut ya. Hmm. *kan ngejudge lagi*
Eniwei, mau gunain media sosial ataupun ga sah-sah aja. Ga da yang bener atau salah. Ga perlu dijadikan suatu keharusan juga sementara kamu ga butuh-butuh amat. Yang harus di garis bawahi untuk pengguna aktif bahwa sepribadi apapun media sosial yang kamu punya tetep aja namanya media SOSIAL, which is media untuk bersosialisasi which is akan ada orang lain yang baca which is anything can be happen, termasuk masuk penjara gara-gara media sosial. Karena ya viral effect dari sosialisasi itu tadi.
Jadi gunakan media sosial sebijak mungkin dan tahan emosi. Kalo mo lebih private lagi ngadu ke Sang Pencipta aja kali yee. *postingan anak solehah* *pencitraan* :D :D :D