Wednesday, January 1, 2014

Kotak Cokelat Empat Susun

Perlu waktu agak lama untuk saya memutuskan membongkar kotak cokelat dengan rak empat susun di dalamnya.

Banyak memorabilia yang sengaja saya simpan disana. Dan hari ini saya memutuskan untuk membuka lagi satu persatu.

Di rak teratas, saya menemukan baju-baju yang mulai mengecil. Ga hanya mengecil tapi juga menguning. Ga cuma satu tapi banyaaakkk. Sedih rasanya melihat baju kesayangan saya dulu, sudah ga muat dijejali perut saya yang buncit ini. Hiks! *unyelunyelpeyut

Di rak kedua, saya menemukan tas-tas betebaran. Ada juga celana-celana yang ga pernah saya pakai sejak pertama mamah saya beliin. Maaf mah, that kind of trouser is not my type. Saya melipat celana-celana tersebut dengan manis dan menyimpannya untuk seseorang.

Di rak ketiga, saya menemukan lima SIM Card yang saya pakai sepuluh tahun lalu untuk merenda cerita. Iya ada lima, kamu ga salah baca. Saya coba memasukkan satu persatu kartunya. Rasa yang hinggap saat saya membaca pesan masuk itu persis seperti yang pernah dikatakan teman saya kemarin lalu, bahwa bukan makhluknya yang dirindukan, melainkan rasa-nya yang dirindukan.

Sambil menunggu layar ponsel menyala, saya mulai menggunting satu persatu kartu yang sudah saya baca ulang. Bersamaan dengan itu, potongan-potongan momentum saya bersama masa lalu turut menguap.

Di rak terbawah, saya menemukan tulisan tangan beberapa teman baik saat SMP hingga kuliah pada sebuah kartu ucapan ulang tahun. Beberapa bahkan lengkap beserta kardus dan hadiahnya. Dan pemberian mereka kini terpampang nyata di kamar saya. :p

Yang membuat saya senyum sendiri, saya menemukan hobi saya waktu kecil di dalam rak terakhir. Apa itu? Mengumpulkan kertas file bergambar, stiker dan kartu Sailormoon. Oemji itu surga banget! Hahaha. Dahulu, bahagia terasa sederhana, isn't it?

Hmm.. Masih banyak lagi yang saya temukan di dalam kotak cokelat dengan rak empat susun. Potongan foto lama. Serpihan puisi yang pernah saya tata. Boneka-boneka yang ga pernah saya keluarin dari kotak cokelat karena memang saya ga suka main boneka. Sepatu dalam kotak yang entah punya siapa karena saya ga pernah ngerasa punya. Bintang-bintang yang ga pernah saya pasang di dinding kamar.

Dibalik tiap kotak yang saya buka hari ini, saya belajar lagi untuk merelakan. Ga hanya merelakan kepunyaan saya menjadi milik orang lain. Ga hanya merelakan kesukaan saya untuk dipisahkan. 

Terlebih, merelakan semua rasa yang pernah saya punya, menghilang bersama dengan potongan memorabilia yang sengaja saya singkirkan.

Selamat datang, Penghuni Baru! :)