|
(c) weheartit.com |
Suatu pagi di waktu subuh. Saya mendengar kultum dari Prof. Dr. M. Quraish Shihab. Saya lupa apa saja yang beliau sampaikan, namun intinya tidak ada yang bisa membatalkan ketetapan Dia dalam ilmunya kecuali doa. cmiiw.
Doa.. Apakah Dia akan mengabulkan atau ga, yang jelas telah memberikan ketenangan, optimisme, serta harapan pada seseorang. Apalagi Dia menjanjikan akan mengabulkan doamu, tentunya jika kamu berdoa dengan tulus. Pengabulan doa bisa jadi diberikan sesuai dengan apa yang kamu minta dan pada waktu yang diminta. Bisa jadi juga, Dia menangguhkan doa kamu pada masa yang lain atau menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
Kadang, saat kita.. Ga usah kita deh, ketika saya berdoa seringkali saya mengucap "Ya Allah, jika Engkau berkenan maka kabulkanlah doaku". Jika engkau berkenan dimaksudkan agar permintaan saya ga terkesan terlalu mendesak dan memaksa, terlebih lagi takut kalau apa yang saya minta dengan sangat ternyata ga sesuai harapan. Bahasa masa kininya, gengsi!
Padahal menurut beliau, Rasul menganjurkan ketika berdoa untuk mendesak Dia. Hilangkan kata "Jika Engkau berkenan". Jika memang sesuatu itu adalah hal yang kamu harapkan, kamu boleh memohon dengan sangat, bahkan hingga merengek, dan seakan-akan memaksa Dia. Karena hal tersebut menunjukkan kesungguhan kamu berdoa dan kesungguhan kamu mengharapkan bantuan Dia.
Ada kamu yang mungkin sudah mengangkat tangan setinggi mungkin. Menundukkan kepala dengan rendah. Namun Dia menganggap kamu belum berdoa. Mungkin saja Dia menganggap kamu belum berdoa dengan tulus. Atau ga dengan sungguh meminta. Semoga, kamu, ga bosan berdoa ya. Apalagi tergesa menantikan pengabulan doa.
Kalau ditilik kembali, Dia tentunya Maha Baik dan Maha Mengetahui apa yang paling baik untuk saya. Lebih baik bahkan dari doa yang saya harapkan. Jikalau memang tidak tercapai apa yang saya mohonkan, saya anggap optimisme yang menghiasi jiwa saya ketika saya berdoa, merupakan kebahagiaan bagi saya.
Kalau kamu, ingin meminta apa pada Dia?