Hari minggu kemarin saya menghadiri pernikahan teman. Teman seperjuangan di kampus. Teman satu jurusan. Teman satu angkatan. Teman kedua yang menikah di angkatan saya.
Perjalanan menuju tempat diadakannya resepsi merupakan perjalanan terlama dari record saya menghadiri beberapa resepsi pernikahan. Baru kali ini saya berangkat pukul 9 pagi dan sampai rumah pukul 8 malam.
Iyah, memang saya mampir dulu sepulang resepsi. Tapi tetap saja, kalopun tidak pakai mampir, saya akan sampai dirumah pukul 4 sore. Tetap record terlama untuk menghadiri sebuah resepsi pernikahan.
Kenapa lama? Mungkin karena tempatnya pun cukup jauh dari rumah saya. Rumah saya yang berada diperbatasan bekasi harus berganti mobil sebanyak 3 kali untuk mencapai tempat resepsi.
***
Sampai di dalam gedung, saya melihat teman saya dan suaminya bersanding dengan mesra. Membuat iri yang melihatnya. Dia terlihat begitu cantik dengan kebaya kuning keemasan. What a beautiful life. Apalagi yang dicari? Kuliah sudah. Pekerjaan punya. Dan sekarang dilengkapi dengan keluarga kecil nan bahagia. Lengkap sudah. Begitu mungkin pikir semua orang yang melihat.
Menikah. Semua orang pasti ingin menikah. Saya baru menyadari makna sebuah pernikahan. Menikah tidak hanya atas dasar cinta kepada manusia dan nafsu belaka. Seperti yang diutarakan teman saya kepada kami, teman-temannya.
Menikah itu bukan tujuan. Tapi pilihan. Jika saya memilih menikah sebagai akhir dari tujuan hidup, maka apa arti hidup? Justru menikah adalah awal dari kehidupan saya nantinya. Menikah merupakan jembatan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, yaitu untuk mencapai ridha-Nya, untuk membangun keluarga kecil yang akan meneruskan kehidupan ini kedepannya.
Menikah suatu pilihan yang tidak mudah. Bayangkan. Saya harus hidup bersama orang yang sama untuk seumur hidup. Bergumul dengan orang yang sama. Memecahkan masalah dengan orang yang sama. Bertemu dengan orang yang sama. Bercerita dengan orang yang sama. Bertengkar dengan orang yang sama. Begitu terus bertahun-tahun. Sampai saya menutup mata. Betapa membosankan. Tidak hanya itu, saya juga harus menyesuaikan diri dengan keluarganya, yang sudah pasti berbeda pola pengasuhannya dengan keluarga saya.
Saya selalu penasaran, dan selalu menanyakan hal yang sama ke setiap orang yang baru saja menikah.
”Apa yang membuat kamu yakin untuk menikah dengan dia?”
”Saya ga tau apa yang membuat saya yakin. Tapi saya tahu, Tuhan sudah menciptakan dia untuk saya. Nanti kamu akan mengalaminya”, begitu selalu jawaban yang saya dapatkan.
Usia bukan jaminan. Lama berpacaran juga bukan jaminan. Dan tahukah kamu? Teman saya ini menikah dengan pacar pertamanya waktu duduk di bangku sekolah. Pepatah ’kalau jodoh ga kemana’ sepertinya pantas disandingkan dengan teman saya ini.
Hmm.. Melihat teman saya yang duduk di pelaminan, kembali menyadarkan saya dari lamunan. Saya harus segera menghampirinya karena perut saya sudah keroncongan. Hahaha. Semoga cinta-Nya selalu menyelimuti keluargamu, teman.
***
Indahnya sebuah pernikahan. Semua orang datang untuk memberikan sebuah doa. Bahkan orang yang paling jarang ditemui pun muncul di acara itu. Hanya ada dua moment dimana orang-orang terkasih [yang bahkan tidak pernah muncul] berkumpul, yaitu saat pernikahan dan kematian.
Huff.. Sejauh ini saya selalu merasa umur saya masih 17 tahun. Saya masih punya banyak mimpi, banyak harapan yang belum terwujud. Namun ketika saya berkaca hari itu, saya baru menyadari kalau saya sudah beranjak tua. Iyah, tua itu pasti, tapi dewasa adalah pilihan.
Saya bukan anak kecil lagi yang bisa pipis di sembarang tempat. Saya bukan anak kecil lagi yang harus merengek agar permintaannya di turuti [walaupun kadang saya masih melakukan itu]. Saya bukan anak kecil lagi yang harus di gebuk pakai sapu agar mau melaksanakan kewajiban.
Saya ingin menikah, tapi nanti, ketika impian saya sudah tercapai. Ataukah ada yang ingin berjalan beriringan bersama saya? Menemani saya menggapai mimpi. Hehehe.
Pertanyaan hari ini:
Mana yang kamu pilih, menikah dengan someone who i can live with atau dengan someone who i can’t live without??? Kenapa???
kalo gw lebih milih
ReplyDeletesomeone who i can live with ^^
@ hitam dan putih: mengapa???
ReplyDeletepertanyaan yang sangat sulit.
ReplyDeletehuuuaaaa...
ReplyDeletekapan ya, i say, will u marry me...
achie, will u marry me..
achie minta bulan, ewink ambilkan (lebaaayyyyyy...)
wakakakkk...
oiya, link blog na achie udah nongol tuh d webblog na ewink..
makasih yaaa....
Gw lebih milih i can live with
ReplyDeletecoz kalo i cant live without itu kan brarti seakan-akan kalo gk ada "dy" hidup udah gk bguna lagi, gk bisa hidup tanpanya..
sedangkan "dy" yang nantinya akan qt nikahin itu kan seharusnya orang yg membuat hidup kita yang sudah berguna menjadi lebih berguna, dan "tanpanya" kita masih bisa hidup namun hidup qt tak sesempurna dulu....
singkatnya sih :
Hidup dengannya membuat gw lebih hidup, tapi hidup tanpanya gw masih bisa hidup tapi gk seindah ketika dy berada di sisi gw.....
sorry kepanjangan....^^
@roy: knp suliitt?? Kan tinggal pilih :p
ReplyDelete@ewink: hahaha.. Duwh.. Lucuna c ewink inih.. Makacii jg bwt link na yah..
@hitam dan putih: yup.. Gw mengerti dgn alesanmuu.. ;) Thx yaa sudah mnjwb n mmbrkn alesan.. :)
Hii..ngeri postingannya ttg pernikahan. Kgk mau ikut campur ahh....
ReplyDelete*perlahan-lahan berjalan kebelakang, ngumpet hihiii*
@beyit poenya: hey.. Hey.. Kamu! Jangan kabuur! Hahaha..
ReplyDeletewah engLish gue jeLek seH,jadi agak suLit menjawabnya...
ReplyDeleteGue udah nikaH,
Gue juga masih bisa hidup tanpa istri gue,,,
tapi seperti yg di jelaskan oLeh hitam dan putih,,,
hidup gue pasti beda & kurang sempurna tanpa istri gue...
hidup kita ini hanya kita yang jalanin, jangan di gantungkan dengan orang Lain, gitu deh kira-kira,he,he
kau harus kawin achie! kawin! kawin!!!! sekarang juga!!!! kawin!! ahhh!! ah!!
ReplyDelete@bani : waduh, bingung y bhsanya.. Maksudna tuh lo lebih milih merit dgn 'seseorang yg lo bisa hidup dengan dia' Atau merit dgn 'seseorang yg lo ga bs hidup tanpa dia'.. Begitu.. Tp gw ngrti ko mksd jwbn lo :) thx yaa.. :p
ReplyDelete@tam: beuuhh.. Ada jg lo tuu yg kawiin! Sanah kawin! Hush.. Hush.. Malu ama uban tuh.. Hahahaha.. Piss yo! ^.^v
jadi inget lagu potret i just wanna say i love u..
ReplyDeletecie achie..biasa tuh klo dah ngeliat temen nikah. tapi karena belom pernah dateng ke pernikahan temen seangkatan, jadinya ga punya pemikiran kaya lo.. kepengen nikah.. belom sampe otak gw mikir kesitu.. haha
tapi soal merasa anak kecil terus, gw juga ngerasa gitu chi..bawaannya ga pengen tua..tapi tetep aja usia terus nambah..
saya pilih yang someone who i can live with...
ReplyDeletealasannya kenapa ..ya gitu deh bingung chie neranginnya..ahahahah
@prezyprezl: ahahaha, iyah, gw jg ga kpikiran sbnrnya mpe kmrn,, nikah bs jd latah jg y :p betul2 tuh, jd tua emg mutlak y syl, tp bjiwa muda mah teteup, hehe..
ReplyDelete@dinda: ehehehe.. Jgn bingung2 ah din.. :p
chie, gw milih menikah dengan someone someone who i can live with daripada someone who i can’t live without.
ReplyDeletekenapa ?
bayangkan kl gw menikah dengan someone who i can't live without
pasti hidup gw bkl ancur ketika dia menghilang
this is my own life
and i dont want anyone destroy it just because he leave me alone
karena ga bkl ad manusia yang akan ada selamanya
suatu saat kita pasti harus merelakannya pergi ( baik pergi kembali padaNya, atau krn alasan lain )
achie ayo semangat :D
kl ud ada rencana jgn lupa undang2 gw yahh
hihiy ;)
@alia: semangaddd!! Ehehe.. Siipp2.. Tp masi jauh kyna rencananya al :p
ReplyDeleteI prefer being alone, no other around me..
ReplyDelete@budiernanto: why u prefer being alone bud?
ReplyDeletehmm....
ReplyDeletegmn yah??
gw sih maunya hidup dgn orng yang mau hidup dgn semua komponen dalam kehidupan gw..
gag ngerti??
gini mxudnya..
gw mau menikah dgn org yg bersedia hidup dengan diri gw..dengan org2 disekitar gw..dengan masa lalau gw..dengan mimpi2 gw..dengan keadaan gw baik sekarang, esok, dan esok2 nya lg..
haha..jd curhat neyh gw..
udah ah ini blog orang..
ntar ja gw curhat lebih panjang lg di blog gw sndiri..
..thx blh numpang curhat dsn..
slagi mnunggu jam berputa hingga ashar tiba..
@rechargemyheart: duwh, bii.. Knp jd lo yg curhat c.. Ahahaha.. Eh mana postingan lo?
ReplyDeletehmmm..kata bu dosen.. nikah adalah gabungan antara logika n perasaan..SO tentnag pertanyaannya.. kayaknya lebih cocok tuh I can live with ..hehehehe
ReplyDelete@may: oo.. Kta bu dosen gaol y din? Hihi.. Dirimu uda ada calonkah? :p
ReplyDeleteI will choose someone who I can't live without..
ReplyDeletebecause love isnt finding someone u can live with,,but someone u Can't live without
@kita: im agree with u :) and cant live without doesnt mean u'll die if she or he die rite?? :p
ReplyDeletei can live with:)
ReplyDeleteone day we will accept there'll be no one that we cant live without:)
even it needs time...