Monday, November 15, 2010

Air Mata

Dia menangis dalam pelukan sahabatnya. Bahunya naik turun menandakan kesedihan yang teramat dalam. Di depannya terbaring jasad seorang laki-laki. Bukan lelakinya. Bukan juga Ayahnya. Dia, yang terbaring membisu. Adalah Ayah temannya.

"Kenapa kamu? Inget Ayah ya?"

Bahunya hanya semakin keras berguncang ketika sahabatnya bertanya. Tangisan itu sudah menjadi jawaban atas semua pertanyaan. Dia tahu. Tidak seharusnya dia menangis. Tapi ingatan akan Ayahnya begitu lekat dalam kepala. Bukan kepergiannya yang dia tangisi. Tetapi ketidakhadiran disaat terakhir yang tak mungkin terulang kembali.

***

Menangis. Sebuah kata yang terdengar begitu perempuan. Air mata itu milik perempuan, begitu menurut kaum Adam. Sepertinya menangis itu sebuah perilaku yang begitu hina. 

Tak ada yang salah dengan menangis. Menangis itu fitrah. Menandakan bahwa saya hidup. Punya perasaan. Menangis itu terapi. Bagi saya yang sulit menjelaskan dengan kata-kata. Menangis itu obat. Bagi saya yang terkadang gila. Menangis itu tanda bahwa saya lemah dan siap berdiri untuk menjadi lebih kuat. Menangis itu sebuah kisah. Dan air mata merupakan kata-kata ketika kisah tidak bisa terkatakan melalui ucapan.

6 comments:

  1. Aku paling sulit nangis. Tp bisa tiba2 nangis tanpa sebab, dan setelah itu lega bgt rasanya.. :)

    ReplyDelete
  2. :) pasti ada sebabnya hanya saja kadang kita yang ga menyadari :)aku juga suka gituuu :p

    ReplyDelete
  3. Iyaaaa. Adek aku dulu suka bilang ga tau klo tiba2 nangis. Stlh ak peluk-pelukkkk, disayang-sayangggg, dikasih cemilannnnn, br deh dia blg kenapa tadi nangisssss. Hihihihi :D

    ReplyDelete
  4. idih mba e nyaaaaaaaaaa.. malu2in aku ajaaaaaaa.. :p

    ReplyDelete
  5. KAK, BIG GIRLS DONT CRY. that's why i love ur blog.

    ReplyDelete